Dukun.Asia
Cerita Kisah Kyai Pamungkas

Kisah Mistis: KORBAN KE 100

Kisah Mistis: KORBAN KE 100

Syeikh Durakhman tidak bisa berkelit ketika puluhan mata tombak mengarah ke tubuhnya. Puluhan prajurit wanita siap membunuh pemuda itu jika terus melawan atau melarikan diri. Alhasil Syeikh Durakhman pun menyerah sebelum akhirnya dibawa menghadap raja mereka yang ternyata seorang wanita cantik rupawan. Dan ia pun siap dijadikan korban ke 100 keganasan Ratu Penguasa Negeri Girilawunaan!

 

Demi mendapatkan ilmu sejatining diri, seorang pemuda lajang merantau hingga ke seantero negeri. Ganasnya hutan belantara ia tempuh, ekstremnya cuaca sama sekali tidak ia pedulikan, belum lagi hadangan binatang buas yang setiap saat siap mengoyak-ngoyak tubuhnya merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh putra Adipati Tuban itu.

 

Entah sudah berapa banyak negeri yang a singgahi untuk-mendapatkan ilmu sejatining diri. Namun hingga hitungan tahun belum ada seorang pun yang sanggup menurunkan ilmu tersebut kepada Syeikh Durakhman. Meski begitu ia sama sekali tidak tampak putus asa, bahkan semakin menggila hasratnya untuk memperoleh ilmu hidup dan kehidupan tersebut. Dikisahkan, dalam perjalanan pengembaraannya itu Syeikh Durakhman tiba di sebuah kawasan asri di kaki Gunung Ciremai. Namun ia terkejut dan baru menyadari bahwa dirinya kini sedang berdiri di sebuah pemakaman umum. Dan anehnya semua makam yang ada di sana tampaknya merupakan kuburan baru.

 

“Oh, dimana aku sekarang?” gumam Syeikh Durakhman seraya mengamati makam yang berjejer di sekitarnya, “Dan makam-makam siapa pula ini?”

 

Belum lagi terjawab rasa herannya sekonyong-konyong puluhan orang prajurit telah mengurung dirinya dari berbagai penjuru. Di tangan mereka terhunus tombak dengan mata yang amat tajam dan siap menghunjam Syeikh Durakhman. Prajurit-prajurit itu bukanlah laki-laki perkasa dengan badan yang kekar dan otot yang yang kuat, tetapi wanita dengan balutan kulit yang putih bersih. Mereka rata-rata memiliki wajah yang cantik rupawan. Tetapi di balik kecantikan itu tersembunyi kebengisan yang sangat, dengan kebengisan itu mereka siap mencabik-cabik tubuh Syeikh Durakhman.

 

“Sebaiknya andika menyerah atau kami akan membunuhmu di tempat ini!” ujar seorang prajurit.

 

“Sabar dulu. Kalian ini prajurit dari kerajaan mana dan mengapa tiba-tiba hendak menangkapku dan membunuhku?” tanya Syeikh Durakhman sambil diamdiam merapal ajian tertentu untuk mengantisipasi serangan prajurit-prajurit yang tidak dikenal tersebut.

 

“Sudalah, jangan banyak bertanya! Sekarang andika ikut ke kerajaan kami atau andika memilih mati di sini?” sahut prajurit wanita seraya maju beberapa langkah. Ujung tobak di tangannya mengarah kurus ke ulu hati Syeikh Durakhman.

 

Merasa dirinya terancam tentu saja Syeikh Durakman tidak tinggal diam. Ia melompat ke depan dan coba merebut tombak yang mengarah ke dadanya. Hup! Tombak itu berhasil ia pegang, namun Si pemilik tombak tidak tinggal diam. Dengan sekali hentakan si prajurit berhasil melepaskan tombaknya dari genggaman tangan Syeikh Durakhman.

 

Melihat Syeikh Durakhman melawan sontak semua prajurit mengepung dari berbagai penjuru. Puluhan mata tombak yang tajam menyambar ke sana-sini dengan ganasnya. Hingga beberapa jurus anak Adipati Tuban itu bisa berkelit dan menghindari dari serangan-serangan musuh. Namun pada suatu kesempatan tiga atau lima prajurit wanita berhasil mendaratkan ujung senjata mereka yang tajam ke arah leher Syeikh Durakhman.

 

“Berhentilah melawan, andika! Atau lehermu akan kami tebas dengan ujung tombak tajam ini?” ujar beberapa orang prajurit tidak main-main.

 

Sesungguhnya Syeikh Durakhman bukannya lengah ketika menghadapi serangan-serangan dari prajurit-prjurit wanita itu. la sengaja tidak mengeluarkan jurus pilih tanding ketika wanita-wanita cantik itu sangat bernafsu hendak membunuhnya. Pasalnya, Syeikh Durahman ingin bertemu dengan pemimpin mereka dan ingin tahu pula negeri apa sesungguhnya yang ia singgahi.

 

“Baiklah, aku menyerah,” kata Syeikh Durakhman seolah-olah pasrah ketika kedua lengannya diikat kuat-kuat oleh prajurit-prajurit itu.

 

“Bawalah aku kepada raja kalian, tetapi mohon jangan sakiti aku.”

 

Syeikh Durahman dibawa ke sebuah keraton yang mewahnya mirip sebuah istana. Di sana, di atas sebuah singgasana berlapiskan pualam, duduk seorang wanita cantik rupawan dengan busana kebesaran.

 

“Mungkin ini raja mereka,” pikir Syeikh Durakhman seraya mengamati kecantikan yang dimiliki oleh wanita di depannya.

 

“Selamat datang di negeri kami, anak muda!” ujar wanita yang duduk di atas singgasana, “Aku adalah penguasa di negeri ini. Negeri Girilawungan.”

 

“Maafkan hamba sudah mengganggu paduka. Tetapi kalau boleh hamba tahu mengapa hamba ditangkap dan dibawa ke istana ini?” kata Syeikh Durakhman.

 

“Hm, andika tidak perlu bertanya-tanya seperti itu. Sudah menjadi keputusan di negeriku ini bahwa laki-laki yang telah menginjakkan kaki di Girilawungan maka dia harus bersedia menjadi suamiku,” ujar Ratu Girilawungan tidak bisa ditawar.

 

Konon Ratu Girilawungan telah bersuamikan hingga 99 orang laki-laki. Suami-suami sang ratu bukan hanya kalangan adipati, bangsawan, atau putra mahkota, tetapi juga orang kebanyakan. Namun anehnya mereka semua mati dengan cara mengenaskan. Usia perkawinan mereka hanya sesaat yakni hingga naik ke peraduan. Hal itu terjadi karena Ratu Girilawungan memiliki seekor kelabang yang sangat ganas dan beracun yang ia simpan di balik rongga kemaluannya. Sehingga tidak heran laki-laki manapun yang bersebadan dengan dia akan disengat si kelabang hingga menemui ajal. Dan ketika Syeikh Durakhman menikah dengan Ratu Girilawungan berarti dia merupakan calon korban yang ke 100!

 

Usai pesta pernikahan Ratu Girilawungan segera beranjak ke peraduan. Dengan bujuk rayu ia coba mengajak Syeikh Durakhman tidur di atas peraduan. Namun rupanya Syeikh Durakhman bukanlah orang yang haus berahi dan mudah tergiur oleh kecantikan Ratu Girilawungan. Alhasil dengan berbagai cara ia coba mengalihkan perhatian dan hasrat berahi sang ratu yang sudah menggebu-gebu itu.

 

Malam pertama pun dilalui oleh Ratu Girilawungan dengan tidur pulas dan nyenyak. Pasalnya Syeikh Durakhman yang pandai mendongeng telah meninabobokan istrinya itu dengan dongeng-dongeng yang menarik. Begitu pula pada malammalam berikutnya Ratu Girilawungan selalu tidak kuasa menahan kantuk manakala Syeih Durakhman mulai bertutur dengan dongeng-dongeng yang menarik.

 

Hingga malam ke 40 Ratu Girilawungan tidak berhasil membujuk Syeikh Durakhman. Suaminya itu bertahan tidak segera menggauli dirinya sekalipun berbagai cara dan rayuan telah dilakukan oleh Ratu Girilawungan. Bahkan di malam ke 40 itulah Ratu Girilawungan mengakui Syeikh Durakhman sebagai pencari ilmu sejati ning diri yang sejati.

 

Pasalnya, ketika Ratu Girilawungan tidak kuasa menahan kantuk ia pun tertidur sangat pulas. Sehingga tanpa disadarinya gaun yang ia kenakan tersingkap ke atas. Sungguh tidak dinyana dari balik tubuhnya yang sangat sensitif tiba-tiba terdengar suara desisan hebat. Tanpa sengaja Syeikh Durakhman melihat dari balik kemaluan Ratu Girilawungan sekonyong-konyong keluar seekor kelabang besar yang amat ganas serta beracun. Kelabang itu pun segera melompat ke arah Syeikh Durakhman.

 

Laki-laki yang tengah duduk di atas sajadah itu diserangnya habis-habisan dengan bisanya yang sangat beracun. Untunglah Syeikh Durakhman cukup sigap. Dengan kain sorban miliknya kelabang itu ia tangkap kemudian dibanting kuat-kuat ke atas lantai.

 

Begitu terhempas ke atas lantai kelabang tadi tiba-tiba berubah menjadi sebilah keris yang mengeluarkan sinar kebiruan. Tanda sinar kematian bagi siapa pun yang menyentuhnya.

 

“Oh, kanda. Kau adalah suami sejatiku,” tiba-tiba Ratu Girilawungan terbangun dari tidurnya. Ia menghambur ke arah Syeikh Durakhman dan mengakui kehebatan suaminya itu.

 

“Bawalah aku kemana pun engkau pergi kanda,” ujar sang ratu lagi.

 

“Dinda aku sangat menyintaimu.

 

Tetapi masih ada yang harus aku cari. Aku harus mencari ilmu sejati ning diri sampai ketemu. Karena itulah malam ini juga aku harus pergi dari Kerajaan Girilawungan ini,” sahut Syeikh Durakhman.

 

Menurut cerita tutur, Ratu Girilawungan tidak kuasa menahan kepergian Syeikh Durakhman. Anan Adipati Tuban itu bersikeras melanglang buana untuk mendapatkan ilmu yang dicarinya. Sementara Ratu Girilawungan sendiri membuktikan kesetiaan dan cintanya kepada Syeikh Durakhman dengan cara menenggelamkan diri ke Laut Kidul. Di sana ia pun menjadi sosok penguasa Laut Selatan yang kemudian dikenal dengan hama Nyai Roro Kidul. Benarkah demikian Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: dukun.asia
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Kyai Pamungkas: PESUGIHAN TELAGA BENING

KyaiPamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: TUMBAL TIGA PESUGIHAN

KyaiPamungkas

Panggonan Wingit: STASIUN HANTU, CIJULANG

KyaiPamungkas
error: Content is protected !!