Panggonan Wingit: TARIK JODOH DI MAKAM GEMBUNG, SOLO
Makam keramat ini mengkin merupakan satu-satunya makam yang unik di kota Solo, Jawa Tengah. Sebab Makam Kyai Bathang ini berada di keramaian penduduk, di tengah kota da di dalam pasar swalayan. Tetapi dibalik semua itu, tuah makai yang berisi gembung (bagian tubuh manusia tanpa kaki, tangz dan kepala) ini diyakini mampu mendekatkan jodoh bagi orang lajang…
Buktinya, area makam tersebut tidak pernah sepi dari pengunjung yang ingin menjalani ritual ziarah, khususnya mereka yang jauh jodoh dan berharap segera mendapatkan pasangan hidup. Ya, keberadaan makam inilah yang menginspirasi nama pemukiman penduduk setempat dengan nama Kampung Bathangan, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah. Karena di dalam makam itu, terkubur seonggok gembung manusia.
“Namun gembung yang terkubur di maka itu, bukan manusia sembarangan semasa hidupnya, melainkan orang yang memiliki kesaktian mandraguna,” ujar KGPH Puger. Puger yang menjabat sebagai pengageng sasono Wandowo, Kraton Surakarta Hadiningrat ini kepada penulis yang menemui di ruang kerjanya mengungkap sekilas memandang pusara Kyai Bathang ini, orang mungkin tidak percaya kalau bangunan cungkup yang menutupinya bukanlah sebuah makam keramat. Sebab letaknya di keramaian dan bentuknya seperti musholla yang ada di dalam mall. Tepatnya, berada di dalam BTC (Beteng Trade Center) pusat pembelanjaan.
“Dulunya, tepat di depan BTC tersebut mengalir sebuah sungai besar, Bengawan Solo,” lanjut Puger.
Terus bagaimana gembung manusia itu bisa dimakam itu? menjawab pertanyaan tersebut, Puger mengisahkan, pada zaman keemasan Karaton Kasultanan Pajang yang dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya, tersebutlah nama Raden Pabelan, salah satu putra dari Tumenggung Mayang (penasehat spiritual Kraton Kasultanan Pajang), pada akhir abad 15. Raden Pabelan itu selain masih muda juga berwajah tampan, bertubuh tegap, berotot kekar, maka sudah semestinya jika banyak perempuan yang menggandrungi (jatuh hati).
“Hanya sayangnya, ketampanan ini justru banyak disalahgunakan oleh Raden Pabelan,” kata Puger memgawali ceritanya.
Karena Raden Pabelan sering mempermainan wanita. Artinya banyak wanita yang hanya dikencani, ditiduri dan ditinggal begitu saja. Tingkah laku Raden Pabelan ini, karuan saja jika membuat jengkel ayahnya, Tumenggung Mayang, sebab Selain tindakan Raden Pabelan ini membuat malu, juga tidak pantas menjadi suri tauladan bagi kawula (prajurit) Kraton Kasultanan Pajang. Sehingga membuat Tumenggung Mayang marah besar, sehingga Raden Pabelan yang memiliki kesaktian pilih tanding itu justru diberi tantangan oleh ayahnya.
“Kalau kamu berani, maka pacari putri Sekar Kedaton,” ujar Puger menirukan perintah Tumenggung Mayang.
Sekar Kedaton ini, tidak lain adalah Putri Sultan Hadiwijaya sendiri. Mendengar tantangan yang diutarakan ayahnya itu, Raden Pabelan bukannya malah takut, tetapi justru ingin mencobanya. Bahkan dia mengatakan kepada Tumenggung Mayang, hanya dalam waktu singkat pasti bisa memikat Sekar Kedaton.
Ketika malam menjelang, Raden Pabelan mulai beraksi. Melalui ilmu kesaktiannya, Raden Pabelan mampu melompati tembok benteng Taman Keputren (tempat Sekar Kedaton berada) dan menyelinap serta mengendapendap, masuk kamar Sekar Kedaton, tanpa diketahui prajurit jaga.
TEMBOK KAPUTREN
Tindakan seperti itu, bukan saja dilakukan hanya semalam saja, tetapi sudah berulangkali, Raden Pabelan mencumbui Sekar Kedaton. Nampaknya sepasang remaja ini memang sedang saling jatuh cinta. Ibarat sepandai-pandai tupai melompat akhirnya akan jatuh juga, begitu juga dengan Raden Pabelan, akhirnya kelakuannya itu juga diketahui oleh sejumlah parajurit jaga Taman Keputren. Singkat kisah tindakan Raden Pabelan itu dilaporkan kepada sultan Hadiwijaya.
“Karuan saja kalau Sultan Hadiwijaya marah besar, mengetahui anak perempuannya dipermainkan oleh Raden Pabelan,” katanya.
Namun karena Sultan Hadiwijaya masih berjiwa besar, maka Raden Pabelan tidak dihukum, tetapi melalui Tumenggung Mayang yang diperintahkan agar menasehati anaknya, untuk tidak lagi menyelinap di taman keputren untuk menggauli Sekar Kedaton. Bahkan Sultan Hadiwijaya sendiri juga memberikan peringatan kepada Sekar Kedaton, untuk menjauhi Raden Pabelan dan tak melakukan hubungan asmara lagi. Jika peringatan ini dilanggar akan ada hukuman.
“Mungkin, karena dua sejoli ini sudah terlanjur saling jatuh cinta, maka peringat Sultan Hadiwijaya itu tidak diindahkan,” jelasnya.
Meski secara sembunyi-sembunyi Raden Pabelan dan Sekar Kedaton masih melakukan hubungan asmara. Sebagai orang yang juga memiliki kesaktian yang pilih tanding, Sultan Hadiwijaya yang nama kecilnya Joko Tingkir ini mencium gelagat yang kurang menguntungkan dan dilakukan telik sandi (pasukan rasia) segera disebar, ditempatkan disegala sudut kraton.
Alhasil, Raden Pabelan pun terperangkap, dikepung puluhan prajurit pilihan Kraton Kasultanan Pajang. Pertempuran sudah tidak dapat terhindarkan. Raden Pabelan pun terdesak, sehingga kedua tangan dan kakinya dipotong-potong oleh prajurit kraton sampai dipangkalnya.
Meski begitu, Raden Pabelan tetap saja tidak bisa mati, meski dihujamkan berbagai pusaka oleh puluhan prajurit. Menyaksikan kejadian tersebut, membuat Sultan Hadiwijaya marah, ibarat seampuh apapun kesaktian Raden Pabelan, namun tetap saja tidak sebanding dengan kesaktian Sultan Hadiwijaya, maka dipenggallah kepala Raden Pabelan yang membuat jejaka playboy ini meregang nyawa. Mungkin, karena Sultan Hadiwijaya sudah terlanjur tidak mampu menahan amarahnya, maka gembung Raden Pabelan itu dihanyutkan ke sungai yang tidak jauh dari kraton.
Sementara kepala dikubur tersendiri, agar tidak bisa bersatu dan hidup kembali. Sampai sekarang dimana letak kuburan kepala Raden Pabelan tidak ada satupun orang yang mengetahuinya, karena memang di kubur secara rahasia. Pada suatu hari gembung Raden Pabelan itu ditemukan oleh Ki Gedhe Solo, pemilik Tanah yang kini didirikan Kraton Surakarta Hadiningrat. Gembung Raden Pabelan itu ditemukan di pinggir sungai, namun ketika gembung itu didorong dan dilarung ketengah sungai, Bengawan Solo, tetapi selalu saja kembali menepi.
“Saking jengkelnya, maka gembung itu akhirnya dikubur ditepi aliran Bengawan solo tersebut,” tuturnya.
Namun sebelum gembung Raden Pabelar itu dikubur, terlebih dulu, Ki Gedhe Solo mendapat wangsit dengan jalan ditemui oleh seorang yang gagah perkasa yang mengaku bernama Raden Pabelan yang kini gembungnya ada dihadapannya. Dalam pesan gaibnya, Raden Pabelan mengatakan bahwa agar gembung itu dikubur di tepi aliran sungai itu dan meski saat itu kawasan itu hanya berupa dusun, tetapi nantinya bakal menjadi pusat pemerintahan dan keramaian. Ternyata pesan gaib itu terbukti, kini kawasan disekitar makam itu telah berdiri Kraton Surakarta dan kantor Balai Kota Solo. Penguburan gembung disaksikan banyak warga setempat.
Sampai sekarang pemukiman penduduk yang ada di sekitar makam gembung Raden Pabelan itu dinamakan kampung Bathangan. Sedangkan makam itu disebut makam Kyai Bathang. Selanjutnya, kini makam itu banyak dikunjungi peziarah pada hari-hari tertentu utamanya pada malam Selasa Kliwon (anggoro kasih) dan Jum’at Wage. Tentu dengan perkembangan jaman sekarang ini, maka peziarah yang melakukan ritual pun juga memiliki tujuan yang berlainan, ada yang meminta tuah pelarisan dagangan, kewibawaan, kanuragan dan sebagainya.
Tetapi, ujar Puger, yang paling banyak mereka meminta cepat dekat jodohnya, pria atau wanita yang masih lajang maupun janda ataupun duda. Mungkin semua itu di latarbelakangi dari kisah Raden Pabelar semasa hidupnya yang banyak digandrung wanita, berwibawa dan sakti mandraguna. Memang biasanya tempat keramat itu membawa sejarah sendiri-sendiri, karena Raden Pabelan itu dikenal playboy yang pemberani, maka memiliki tuah gampang mendapatkan jodoh bagi peziarah di makam itu.
Memang, di makam ini pernah juga terjadi peristiwa aneh yang membuat heran banyak kalangan. Pada peristiwa bakar-bakaran, akibat amuk masa pada Mei 1998 yang dipicu adanya pelengseran presiden ke II, HM Soeharto, BTC ini pun juga ikut terbakar habis. Namun begitu, cungkup makam dan nisan yang ada di dalamnya tetap kokoh dan utuh, bahkan hangus pun tidak! Berarti memang makam ini masih memiliki kekuatan gaib.
“Boleh saja orang tidak percaya denga keampuhan tuah makam Kyai Bathang ini namun kenyataannya masih saja banyak orang melakukan tirakat di sana,” pungkasnya. Wallahu a’lam bisaawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: dukun.asia
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)