Dukun.Asia
Cerita Featured Kisah Kyai Pamungkas Uncategorised Uncategorized

Kisah Kyai Pamungkas: TEROR JURIG CANGCUT!

Kisah Kyai Pamungkas: TEROR JURIG CANGCUT!

Hantu itu ternyata jelmaan Seorang wanita yang memakai jimat sesat. Apa yang diharapkannya…?

 

Di warung kopi aku mendengar cerita teman-temanku mengenai adanya hantu yang biasa memangsa bayi baru lahir, Menurut berita, dihitung-hitung sudah enam bayi dari berbagai dusun mati mendadak begitu dilahirkan.

 

Kematian bayi-bayi itu diduga oleh hantu, karena gejala dan tanda-tandanya mirip satu sama lain yakni wajah kebiru-biruan, kejang-kejang serta menangis seperti menahan sakit.

 

Malam itu aku pulang sendirian setelah ngobrol di warung kopi. Jarum jam sudah menunjuk waktu jam 12 malam lebih. Sesaat timbul keinginanku untuk kembali lagi ke pasar menemui teman-temanku yang mungkin masih nongkrong. Tapi bagaimana dengan isteriku kalau sampai aku tidak pulang? Ah, aku ngeri dengan omelannya!

 

Kuteruskan langkah seraya berusaha mengusir rasa takutku, melewati hutan kayu yang rimbun. Di sebuah tikungan yang di pinggirnya tumbuh pohon randu besar, tiba-tiba ada suara wanita memanggil namaku,

 

“Mas! Mas Didi! Tunggu, Mas!”

 

Bersamaan dengan suara panggilan itu sayup-sayup kudengar lolongan anjing bersahutan-sahutan semakin nyaring. Tanpa sadar aku menoleh ke belakang, memastikan siapa yang datang. Apa yang terjadi kemudian?

 

Di hadapanku, kira-kira berjarak 3 meteran berdiri seorang wanita dengan sosok yang ganjil dan menakutkan. Wanita itu berkepang dua dengan wajahnya yang putih seperti berbungkus bedak tebal. Di tangan kirinya tergantung tas hitam. Tapi pakaiannya itu! Ya ampun! Dia hanya memakai celana dalam (kami biasa menyebutnya cangcut), sedang bagian tubuhnya yang lain dibiarkan terbuka.

 

“Mas, pulangnya bareng, ya?” suara wanita itu jelas terdengar seperti layaknya manusia.

 

“Kamu Si… siapa?” aku mencoba tegar meski rasa takutku kian memuncak.

 

“Jangan begitu, masa enggak kenal. Saya Esih,” jawabnya sambil melangkah mendekatiku.

 

“Tunggu!” teriakku kaget sambil mundur beberapa langkah. Aku tidak peduli mengenalnya atau tidak. Yang jelas aku tidak mengenal orang gila seperti dia. Aku hanya kenali tetanggaku yang bernama Esih, tapi setahuku ia tidak gila.

 

Tiba-tiba entah dari mana datangnya serombongan anjing hutan menyalak ganas, mengerumuni wanita itu. “Tolong!” teriaknya sambil berkelit menghindari gigitan anjing. Tapi kemudian tubuh itu mencelat ke atas dan terbang! Tubuh yang hampir telanjang itu melayang-layang di udara dan hinggap di pohon randu.

 

“Hantuuu…!” aku berteriak sekuat tenaga seraya berlari kencang.

 

“Mas Didi, tunggu. Jangan tinggalkan Esih!” suara wanita itu terus memanggilku, diikuti gonggongan anjing yang menggema memecah kesunyian malam. Beruntung, mereka tidak sempat mencelakaiku hingga aku sampai di rumah dengan selamat.

 

Kejadian itu esoknya aku ceritakan kepada teman-teman. Mereka menanggapi dengan antusias. Ternyata kejadian itu dialami juga oleh Mang Omo, pedagang keliling.

 

Menurut cerita, ketika suatu malam menjelang Isya, Mang Omo melihat seorang wanita menjinjing tas berjalan memasuki tanah pekuburan. Mang Omo penasaran. Apa gerangan yang akan dilakukan wanita itu sendirian di tanah pekuburan, kemudian ia mengintipnya di kejauhan. Dalam pandangan yang tidak jelas, di bawah rumpun bambu kuning wanita itu berhenti dan membuka pakaiannya satu persatu hingga tak satupun pakaian yang melekat di tubuhnya. Kemudian dari dalam tasnya ia mengeluarkan celana dalam dan peralatan make-up. Celana dalam dengan bentuk yang aneh itu dipakainya, lantas berdandan seperti tergesa-gesa. Setelah itu kelakuan wanita itu makin aneh saja. Sesaat setelah selesai berdandan, tiba-tiba ia melakukan gerakan nungging dengan pantat mengarah ke langit. Keajaiban lantas terjadi di depan mata Mang Omo. Tubuh wanita itu seperti ada yang mengangkat, berputar-putar di udara. Makin lama tubuhnya makin ke atas dan akhirnya melesat ke angkasa dan menghilang.

 

Ketika Mang Omo ditanya siapa kira-kira wanita itu, mulanya laki-laki duda tu menggeleng tidak tahu. Tapi setelah didesak beberapa kali akhirnya ia memberi jawaban yang kurang meyakinkan.

 

“Aku tidak melihat jelas, tapi kalau memandang potongan tubuhnya dan pakaian yang dipakai, ia seperti si Esih istri Mang Ade,” Mang Omo ragu.

 

Kalau cerita itu dihubungkan dengan Esih sebagai hantu yang selama ini menjadi momok warga desa. Atas dasar kesaksian Mang Omo dan aku, kami berlima mengadukan kejadian tersebut kepada kepala desa, meminta beliau memanggil Mang Ade dan isterinya ke balai desa untuk sekedar diminta keterangan. Awalnya beliau menolak karena perkara tersebut sulit dibuktikan dan bisa mengundang fitnah, tapi setelah kami memberi keyakinan kepada beliau, beliau menyanggupi dengan syarat pertemuan itu bersifat rahasia. Kamipun setuju.

 

Pemanggilan Mang Ade dan isterinya baru terlaksana tiga hari kemudian. Mereka datang agak terlambat dari waktu yang telah ditentukan. Dengan sikap kebapakan dan penuh wibawa kepala desa mengawali pembicaraan dengan bercerita mengenai kejadian-kejadian aneh yang dialami warga desa.

 

“Bapak tidak menuduh kalian, tapi banyak saksi yang menyebutkan Esihlah pelakunya.” Kata kepala desa pelan.

 

Suasana hening, tak seorangpun yang buka mulut. Semua menunggu. Sesaat kemudian ketegangan itu mendadak sirna oleh isak tangis Mang Ade yang diikuti isterinya. Mereka kemudian bersimpuh di kaki kepala desa.

 

“Maafkan kami, Pak Kades!” kata mereka terbata-bata.

 

“Sudahlah, sekarang ceritakan apa sebenarnya yang terjadi?” pinta kepala desa.

 

Setelah tangisannya reda, akhirnya Mang Ade buka suara, memberi pengakuan yang tentu saja sangat mengejutkan kami semua.

 

“Sayalah yang sebenarnya patut disalahkan, bukan isteri saya. Saya akui, saya sendiri yang menyuruh Esih melakukan semua ini. Tapi sungguh! Saya tidak tahu kalau jimat itu bisa mengakibatkan kekacauan yang luar biasa.” Mang Ade mendekap isterinya penuh penyesalan.

 

Selanjutnya ia bercerita dari awal, dari soal rumah tangganya yang terus dilanda kemiskinan. Mereka ingin hidup seperti orang lain, punya sawah yang luas, punya banyak uang dan punya mobil. Dari keterangan yang ia peroleh, ia mendengar ada seorang sakti yang menjual jimat penarik kekayaan. Ketika didatangi, orang sakti itu langsung menawarkan sebentuk celana dalam prempuan yang menurutnya bisa menarik harta dengan mudah, caranya celana itu harus dipakai oleh perempuan di pekuburan seorang diri. Celana jimat itu hanya bisa digunakan setiap malam Selasa dan Jum’at Kliwon selepas maghrib.

 

“Dengan bujuk rayunya yang sangat memukau, akhirnya kami tertarik. Maka saya beli cangcut jimat itu seharga satu setengah juta rupiah.” Mang Ade menghentikan ceritanya seraya membangunkan isterinya yang masih terisak-isak. “Coba Nyi, ceritakan bagaimana pengaiamanmu memakai jimat itu,” pintanya sambil membelai rambut isterinya.

 

Esih diam seribu bahasa, namun melihat tatapan suaminya yang terus mendesaknya, lantas ia pun buka mulut meski dengan suara yang parau.

 

“Sesuai perintah orang sakti itu, saya harus pergi ke kuburan seorang diri. Mulanya saya takut sekali, tapi demi iming-iming harta yang melimpah saya memaksanakannya. Sengaja saya datang ke kuburan pada waktu sholat maghrib agar saya tidak dilihat orang. Di kuburan saya harus membuka seluruh pakaian saya dan menggantinya dengan celana jimat serta berhias, sedang pakaian saya masukan ke dalam tas. Selesai berhias saya diharuskan nungging ke atas langit sambil membaca mantra. Sesaat setelah selesai membaca matra, perasaan saya tiba-tiba berubah. Saya seperti menjadi bidadari yang cantik. Tubuh saya serasa ringan dan bisa pergi kemana saya suka. Tapi anehnya ketika saya menyapa orang-orang yang saya kenal, mereka malah ketakutan setengah mati.”

 

Esih berhenti sejenak. Matanya seperti sengaja melirik ke arahku. Aku jadi tersipu dibuatnya. Pikiranku kemudian menerawang mengingat kejadian malam itu saat bertemu jurig cangcut. Aneh sekali rasanya.

 

“Lantas mengenai bayi-bayi yang meninggal itu?” tanya kepala desa penuh selidik.

 

“Sungguh, saya tidak membunuh bayi-bayi itu. Sumpah! Perasaan saya waktu itu hanya menciumi pusar bayi. Saya tidak tahan menghirup aroma bayi itu yang harum mewangi, saya tergoda untuk menciuminya. Orang-orang yang ada waktu itu malah membiarkan tindakan saya dan tidak melarang. Saya akui setelah menciumi bayi biasanya saya merasa ngantuk dan tertidur. Anehnya ketika bangun, saya sudah berada di tempat tidur dengan tas penuh berisi uang,” kata Esih, polos.

 

Nyatalah dugaan itu benar adanya. pengakuan mereka yang jujur dan polos malah telah metuluh lantahkan rasa dendam kami. Apa yang mereka lakukan adalah di luar kesadaran mereka. Atas kebijakan kepala desa dan kami, mereka akhirnya dibebaskan dengan syarat semua jimat itu harus dimusnahkan, sedang harta yang diperoleh hasil petualangan Esih, sebagian harus diserahkan kepada orang tua yang bayinya sempat “dicium” Esih.

 

Terakhir keluarga itu, karena tidak hanya menanggung malu, mereka pergi entah kemana. Semoga Allah mempuni segala salah mereka. Aamiin. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.

Paranormal Terbaik Indonesia

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.

Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)

NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)

NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)

WEBSITE: dukun.asia
(Selain web di atas = PALSU!)

NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)

ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)


Related posts

Kisah Mistis: Pengalaman Gaib di Alam Siluman Kalong Wewe

admindukun

BANYAK FENOMENA ANEH DI BUMI, PERTANDA KIAMAT SUDAH DEKAT?

KyaiPamungkas

Kisah Kyai Pamungkas: HANTU BELANDA DALAM TUBUH ANAKKU

KyaiPamungkas
error: Content is protected !!