Kisah Kyai Pamungkas: KARIR MONCER TAPI JODOH GELAP
Keasyikan meniti karir ternyata telah membuat dia lupa segalanya. Termasuk memilih suami. Kini, ketika ekonomi melangit, pasangan sulit diraih…
Riri 36 tahun, sebut saja begitu. Dia tak hanya berpenampilan cantik, anggun, lincah dan supel, tapi secara ekonomi dia juga sangat mapan. Dara (kalau masih bisa disebut begitu) keturunan dari merak Pasundan dengan asesoris gemerlap yang menempel di beberapa bagian tubuhnya, telah membuat dirinya selalu menjadi perhatian banyak lelaki yang melihatnya. Kelincahannya, bahkan telah membuat dia lebih menonjol ketimbang teman-teman seprofesinya yang biasa nongkrong untuk makan siang di sebuah restoran hotel berbintang lima yang berdiri megah di ruas Jalan Thamrin, Jakarta Pusat.
Riri, barangkali termasuk salah seorang dari sekian banyak wanita karier yang biasa dikenal sebagai kelompok Wanita Dukana, suatu sebutan untuk komunitas wanita yang asyik membina karier sehingga mereka (seolah) lupa akan kodratnya sebagai kaum Hawa. Sepintas, kehidupan mereka tampak sebagaimana wanita pada umumnya. Mereka memiliki anak, walau berasal dari adopsi, tetapi tak satu pun di antara mereka ada yang menikah. Dan biasanya, mereka lebih senang memilih untuk tinggal di apartement mewah ataupun town house. Inilah gaya gaul dari kebanyakan wanita karier yang hidup di tengah-tengah kegalauan kota kosmopolitan dewasa ini.
“Sebagai wanita normal, pada saat-saat tertentu, terkadang saya juga merasakan cengkeraman sepi yang teramat sangat,” ujar Riri dalam obrolan santainya dengan penulis baru-baru lalu.
“Tak ada maksud untuk menyombongkan diri. Sebagai wanita Timur, sampai detik ini kesucian saya masih tetap terjaga, sebab menurut hemat saya, kesucian hanya layak diserahkan kepada lelaki yang benar-benar saya cintai, lain tidak. Tapi entah kenapa, walau berbagai upaya telah saya lakukan (baik secara psikologi ataupun parapsikologi), tetapi jodoh itu tak jua kunjung datang,” imbuhnya lirih.
Ketika penulis menanyakan bagaimana cara Riri mengusir kesepian yang tiba-tiba datang menyergap, dengan lugas, sang secretary corporate dari salah satu perusahaan besar dengan 20-an anak perusahaannya yang berkantor di salah satu plaza di bilangan Jalan Sudirman ini menambahkan, “Itulah sebabnya kenapa saya mengadopsi anak. Dan kini, Shinta anak saya telah berusia dua tahun. Dia begitu lucu dan lincah sehingga dapat menghilangkan kelelahan dan menghibur kegundahan hati saya. Sedang jika keinginan yang satu itu (seks?) tak dapat lagi diatasi, saya tidak munafik, masturbasi adalah jalan keluar satu-satunya.”
Jika ditilik, sebenarnya, persoalan yang membelenggu diri Riri adalah hal yang lumrah dan biasa terjadi di berbagai kota besar seperti Jakarta. Pasalnya jelas, keasyikannya meniti karier telah membuat ia lupa akan kodratnya sebagai wanita yang butuh pendamping di dalam mengarungi hidup dan kehidupan di dunia ini. Di usia yang kian menua, dengan jabatan yang kini diduduki serta kelimpahan materi yang sangat mentereng, manalah mungkin ada pemuda yang berani untuk mendekatinya.
“Jika toh ada, kebanyakan mereka adalah pemuda ingusan yang masih membutuhkan bimbingan dalam segala hal. Bukan tak mungkin, pemuda itu malahan akan menjadi benalu di dalam kehidupan saya,” papar Riri. Apa tidak ada pilihan lain?
“Bila memilih yang lebih tua, sudah pasti saya menjadi isteri kedua. Bila toh tidak, saya harus siap menerima kehadiran dia apa adanya dan sekaligus mengasuh anaknya dengan pemikiran serta perilaku yang sudah terbentuk. Jujur saja, kedua hal itu tak sanggup untuk saya lakukan,” ujar Riri menyambung.
Tapi Riri mengaku tak ingin selamanya hidup sendiri dengan status yang tidak jelas. Karena itu, “Bersama keluarga, bahkan terkadang sendiri, saya telah menghabiskan puluhan juta untuk keperluan berbagai syarat yang diminta oleh paranormal. Ada yang mengatakan sukma saya telah dinikahkan dengan batu ataupun pohon besar di keramat tertentu. Tetapi ada juga yang mengatakan saya terkena sengkolo berat jodoh. Anehnya, walau persyaratan telah diberikan, ritual puasa sampai dengan berendam tengah malam di pertemuan dua buah sungai telah dijalankan, tetapi hasilnya tetap saja tak ada. Sampai sekarang saya masih tetap sendiri. Dan saya telah bertekad untuk tetap menanti walau tak pasti.”
Menanggapi kenyataan hidup yang dihadapi oleh Riri, Kyai Pamungkas, 50 tahun, seorang pakar ruwat sengkola jodoh berkomentar, “Saya bangga dengan prinsip hidupnya. Hanya saja, dia tak perlu lari dari kenyataan. Terimalah segala karunia Allah dengan apa adanya. Saya yakin, jika ia mau menerima karunia itu, maka hidupnya akan bertambah berkah. Berkah yang datang langsung dari Yang Maha Kuasa. Dan tak salah kiranya jika tiap tengah malam ia selalu shalat hajat, tahajjud, dan diteruskan dengan mewiridkan Al Qadr sebanyak 99 kali. Insya Allah, apa yang dimintanya akan dikabulkan oleh Allah.”
“Bila menghendaki pembersihan total, kami ada pekayanan ruwat, ruqyah atau larung sengkolo, fungsinya membuang segala energi negatif, mengisinya dengan energi positip, menjaga semuanya tetap di jalur yang tepat, insyaAllah.” Pungkasnya.
Sebuah pilihan telah ditawarkan oleh Kyai Pamungkas. Barangkali masih ada seribu satu pilihan lainnya. Wallahu a’lam bisaawab. ©️KyaiPamungkas.

KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: dukun.asia
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)