Kisah Kyai Pamungkas:
RATU SILUMAN CELENG DATANG MENUNTUT BALAS
AMRI BERHARAP BISA MENDAPATKAN CELENG (BABI HUTAN) JANTAN BERTARING BESAR ITU. NAMUN, YANG TERKENA
SASARAN PELURUNYA JUSTRU SEEKOR ANAK CELENG. KARENA KESAL, AMRI MENGINJAK-INJAK ANAK CELENG YANG SUDAH TAK BERDAYA. SETELAH MATI, DIA MENINGGALKANNYA BEGITU SAJA. TAK DINYANA, RATU CELENG DATANG MENUNTUT BALAS…! APA YANG TERJADI TERHADAP AMRI SELANJUTNYA…?
KISAH ini dialami oleh Amri, seorang pemburu yang berasal dari Yogyakarta. Kesukaan Amri untuk berburu binatang memang sudah kelas maniak. Bahkan karena begitu suka dengan berburu itu, pekerjaannya sebagai pengusaha galeri seni seolah hanya sebagai sambilan saja. Yang tetap adalah berburu. Bahkan bukan itu saja, karena begitu maniaknya dengan kegiatan berburu, istrinya “purik” (mutung) pulang ke rumah orang tuanya. “Ya, karena Mas Amri lebih suka mengelus-elus senapannya, jarang mengelus-elus aku,” keluh sang istri pada suatu saat.
Namun Amri cuek saja. Baginya berburu itu nomor satu, yang lain soal pekerjaan, istri atau anak itu soal nomor dua. Dia akan senang memperhatikan hasil-hasil buruanya. Amri bisa cerita tentang tanduk rusa yang kini dipajang di ruang tamu rumahnya, yang itu adalah hasil perburuannya di hutan Salatiga, atau Wonogiri.
Dia juga bangga menunjukkan foto dirinya di antara bangkai beberapa ekor babi hutan, yang merupakan pengalaman saat berburu di Alas Purwo, Banyuwangi yang terkenal angker itu.
Masih ada lagi. Seekor ular besar yang diawetkan juga merupakan hasil buruannya saat menjelajahi belantara Kalimantan.
Amri juga bisa cerita panjang lebar tentang pengalamannya saat ikut berburu gajah di hutan Sumatera. Perburuan itu termasuk liar, karena gajah tergolong hewan dilindungi.
“Asyiknya kucing-kucingnya dengan aparat ceritanya sambil terkekeh-kekeh.
Dia juga selalu berbangga bisa menaklukkan hutan-hutan yang terkenal angker, “Tidak ada apa-apanya hutan angker itu. Itu cuma omong kosong saja. Takhyul!” Katanya.
Dan sebagai pemburu, Amri memang terkenal sadis. Ada kode etik yang tidak tertulis yaitu agar dalam berburu jangan membunuh binatang yang masih kecil. Namun Amri tidak menghiraukannya. Apapun binatangnya, walau dia masih kecil atau sudah tua, semuanya jadi sasarannya. Karena kesadisannya ini, seringkali rekan-rekannya sesama pemburu menasehatinya, namun Amri tidak memperdulikannya.
Bahkan, Amri juga tak terlalu peduli kalau kawan-kawannya yang sama-sama punya hobi berburu mengucilkannya. Kalau sudah dikucilkan, dia lebih suka berburu dengan single fighter. “Lebih menantang daripada beramai-ramai!” Tambahnya.
Seperti suatu hari, saat dia berburu di sebuah hutan yang terletak di perbatasan Wonogiri dengan Ponorogo. Hutan ini memang terkenal adanya rusa dan babi hutan. Amri sengaja datang sendirian. Hanya saja tidak seperti biasa binatang seperti celeng dan rusa yang biasanya banyak berkeliaran, kok kali ini tidak tampak seekor pun.
Beberapa kali Amri mengumpat-umpat karena menjelang senja dia belum dapat buruan seekor pun. “Dasar sial! Ada apa ini, kenapa sial benar aku hari ini?” Rutuknya.
Namun, menjelang dia pulang. Di dekat telaga, dia melihat ada dua ekor babi hutan terlihat sedang minum air dengan dahaganya. Nafsu berburu yang hampir padam kembali membara dalam dadanya. Binatang itu dibidiknya.
Dengan hati-hati Amri mengarahkan bidikannya pada dua binatang itu. “Lumayan hari ini tidak pulang dengan hampa, pikirnya. Dia melihat taring dari celeng itu demikian besar. “Wah, bisa jadi pajangan dan dipamerkan pada teman-teman, pikirnya lagi sambil tersenyum sadis.
Dengan hati-hati, dia mengrahkan bidikannya pada binatang celeng jantan bertaring besar itu. Namun saat senapan menyalak, ternyata celeng yang besar bisa lepas. Hanya celeng kecil yang kena. Dengan sedikit kecewa, Amri mendatangi babi hutan kecil yang berhasil dibidiknya.
Dan binatang yang tidak berdaya itu jadi sasaran kekesalan karena tidak bisa mendapatkan babi hutan yang besar. Binatang yang tidak berdaya itu bukannya dia ambil, malah dia injak-injak dengan sangat kejam, terus disembelihnya dengan gemas. Setelah itu, bangkai binatang itu ditinggalkan begitu saja olehnya. Bukan karena kesal semata, tapi malu baginya mendapatkan binatang kecil itu.
Sambil memendam rasa dongkol, pulanglah dia ke pondokan di dekat hutan untuk istirahat. Dia ingin beristirahat semalam, rencananya pulang esok siang.
Malam itu Amri berbaring dengan hati kesal. Tiba-tiba pintu pondokannya diketukan seseorang dari luar. Dengan malas dan sambil menyumpah-nyumpah, Amri bangkit untuk membuka pintu.
Sebenarnya dia ingin menumpahkan kekesalannya pada orang yang berani mengetuk pintu dan mengganggu istirahatnya. Namun saat pintu dibuka lebar, Amri tak jadi marah. Karena di depan pintu pondokannya itu seorang wanita yang teramat cantik, seksi dan berambut panjang melewati bahu.
“Mau cari siapa, Mbak?” Tanyanya hamper tidak percaya melihat peerempuan secantik itu ada di lereng hutan.
Wanita itu hanya tersenyum. Bahkan dengan senyumnya wanita cantik itu mendorong tubuh Amri ke arah ranjang yang hanya balai-balai bambu.“He, siapa perempuan ini? Pelacurkah? Ah, peduli setan!” Pikir Amri yang sudah mulai terangsang gairahnya.
Amri tak berpikir panjang lagi saat wanita cantik itu berbaring di dekatnya. Harum tubuhnya membuat dia benar-benar terangsang. Terlebih saat wanita itu melingkarkan tangannya ke leher Amri.
Amri yang birahinya sudah di atas ubun-ubun itu menanggapinya dengan menggebu-gebu. Digelutinya wanita cantik itu. Hanya saja saat mendekap wanita itu, dia merasa tiba-tiba tubuh mulus yang dia dekap itu jadi berbulu. Dan saat memandang wajah wanita itu, Amri jadi kaget. Apa yang terjadi? Wajah wanita yang dipeluknya itu ternyata tak lebih dari kepala celeng, bahkan dengan taring tajam di mulutnya.
“Siapa kau!” Teriak Amri sambil melepaskan tubuh wanita itu.
Perempuan berkepala celeng itu tertawa keras. “Kau tahu, aku adalah Ratu Celeng.
Aku akan menuntut balas, karena kamu telah membunuh anakku. Di dekat telaga sana. Dan yang membuat saya sakit hati, kamu memperlakukan anakku denga sadis!” Wanita yang kini telah berubah jadi celeng besar itu terus menubruk Amri.
Untung saja Amri bisa menghindar. Walau dia juga merasakan rasa sakitnya akibat cakaran celeng siluman itu ke tubuhnya. Untung saja, dengan cepat dia bisa menyambar senapan yang masih tersisa pelurunya itu.
Dibidiknya binatang jadi-jadian itu. Sialnya, peluru pun melesat. Hanya saja, peluru menjebol dinding. Beberapa kali bidikannya selalu luput, sehingga suara senapan akhirnya membuat pemilik pondok dan warga desa di tepi hutan itu mendatangi pondok yang disewa Amri.
“Ayo tampakkan dirimu. Kutembak kau!” Jerit Amri.
Tangannya gemetar. Di sana-sini terdapat luka cakaran babi siluman itu, darahnya mengucur. Kemudian dia jatuh dengan mata mendelik-delik seperti kesurupan. Tak lama kemudian dia tak sadarkan diri.
Amri yang pingsan itu dibawa ke mantri kesehatan yang ada di desa itu. Namun Pak Mantri angkat tangan. Untunglah ada orang pintar di kampung itu, sehingga akhirnya Amri bisa disembuhkan.
Dari dukun desa itu, Amri dinasehati agar dalam berburu harus menjaga etika. Jangan sembarangan membunuh. “Mereka juga makhluk Tuhan, mereka tidak mau kalau diperlakukan semena-mena dan disia-siakan, kata si orang pintar.
Kini Amri memang bisa sembuh. Hanya saja luka akibat cakaran celeng siluman itu masih menyisakan bekas. Dan yang paling penting, pengalaman gaib ini membuatnya kini tak lagi bisa melakukan perburuan sebagaimana dulu. Dia mengaku masih trauma dengan pengalaman tersebut. ©️KyaiPamungkas.
KYAI PAMUNGKAS PARANORMAL (JASA SOLUSI PROBLEM HIDUP) Diantaranya: Asmara, Rumah Tangga, Aura, Pemikat, Karir, Bersih Diri, Pagar Diri, dll.
Kami TIDAK MELAYANI hal yg bertentangan dengan hukum di Indonesia. Misalnya: Pesugihan, Bank Gaib, Uang Gaib, Pindah Janin/Aborsi, Judi/Togel, Santet/Mencelakakan Orang, dll. (Bila melayani hal di atas = PALSU!)
NAMA DI KTP: Pamungkas (Boleh minta difoto/videokan KTP. Tidak bisa menunjukkan = PALSU!)
NO. TLP/WA: 0857-4646-8080 & 0812-1314-5001
(Selain 2 nomor di atas = PALSU!)
WEBSITE: dukun.asia
(Selain web di atas = PALSU!)
NAMA DI REKENING/WESTERN UNION: Pamungkas/Niswatin/Debi
(Selain 3 nama di atas = PALSU!)
ALAMAT PRAKTEK: Jl. Raya Condet, Gg Kweni No.31, RT.01/RW.03, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
(Tidak buka cabang, selain alamat di atas = PALSU!)